“siapa wanita tadi?” tanya Ara cemberut.
“dia adalah noona” jawab Tae Pyung santai.
“noona kandung?” tanya Ara lagi.
“tidak, seseorang noona yang aku kenal...sejak lama.” Jawab Tae
Pyung masih dengan ekspresia yang sama. Tae Pyung ingin masuk tapi lengannya
di tarik oleh Ara
“tunggu, tunggu sebentar. Apa hubungan mu dengan dia?” tanya
Ara masih memegang lengan Tae Pyung.
“apa itu berhubungan dengan kemarahanmu? Kau bereaksi
berlebihan sekarang, kemudian apa hubunganmu denganku?”tanya Tae Pyung balik.
Ara menghela nafas dan melepas lengan Tae Pyung.
“ benar, apa yang membuat orang sepertiku berbicara dengan
mahasiswa paruh waktu sepertimu? Aku berangkat sekarang” ucap Ara lalu berbalik
kebelakang.
“baiklah, hati-hati. Jangan datang ke sini lagi.” Ucap Tae
Pyung dan bicara pada bos dan noona-nya akan pergi sekarang. Merasa di cuekin Ara
mendekat ke Tae Pyung namun di tepis oleh Tae Pyung. Saat Tae Pyung keluar Ara
juga mngikutinya namun Tae Pyung langsung menutup pintu dan membuat Ara
menabraknya. Dan pergi diikuti Ara yang segera membuka pintu dan mengejarnya.
Ara melihat dari balik tiang listrik Tae Pyung sedang mempersiapkan
makanan untuk di jual pada sebuah truk makanan. Tiba-tiba noona-nya datang dan
mendekati Tae Pyung
.
“Tae Pyung !” kata noona membuat Tae Pyung terkejut. “
selamat! Akhirnya kau memulai bisnis.” Tambah noona
“Ini semua juga berkat mu” ucap Tae pyung.
“ Tae Pyung.. dimana kau menemukan orang-orang baik? Pemilik
toko bertanya, jenis mahasiswa seperti apa kau? Dia bertanya apakah kau baik di
sekolah.” Ucap Noona
“semua baik-baik saja. Aku melakukan yang terbaik menjadi seperti
ini.” Ucap Tae Pyung dan membuat makanan untuk noona
“ aahh~ bagaimana kau menjadi mahluk yang baik seperti ini “
uacap noona sambil membenarkan baju Tae Pyung. Dan itu mambuat Ara cemburu.
“ambil. Ini adalah penjualan pertamaku.” Ucap Tae Pyung
memberikan makanan pada noona.
“aku tidak bisa menerimanya.” Ucap noona.
“kau tidak bisa menolaknya. ambil” Ucap Tae Pyung.
“ terima kasih aku akan menikmati makanannya.” Ucap noona
lalu bertos dengan Tae Pyung “ semoga berhasil! Pertempurannya.” Tambah Noona
dan berlalu pergi.Setelah Noona pergi, Ara langsung datang mendekati Tae Pyung
dan memberikan kartu kredit.
“Aku ingin ddeokbokki, sosis darah, ikan kue. Mereka semua.”
Ucap Ara
“menggunakan kartu?” tanya Tae Pyung.
“mengapa? Aku tidak dapat menggunakan kartu? “tanya Ara
balik.” Siapa yang membawa uang tunai sekarang. Baiklah, bagaimana kau membayar?
Hanya memberiku nomor anda?”tambah Ara
“ apakah kau bertanya pada anak lain seperti ini?” ucap Tae Pyung.
“hei! Jangan salah paham hanya saja karena kau menyelamatkan
aku dari insiden itu.. jadi aku pikir kita
bisa berteman.. “ucap Ara yang langsung berhenti saat Tae Pyung memeluknya
dari belakang untuk menuliskan nomor ponselnya di ponsel Ara.
“aku tidak bisa menggunakan kakao pay” ucap Tae Pyung
“kenapa?” tanya Ara gugup.
“aku menggunakan ponsel flip” jawab Tae Pyung.
“hei! Siapa yang akan menggunakan ponsel flip di jaman
sekarang ini? “tanya Ara masih gugup.
Tiba- tiba hujan turun dan tae pyung segera menutup bak mobil
ajar makanannya tidak terkena hujan. Tae Pyung menyuruh Ara membantunya. Namun Ara
berkata bahwa ini adalah pertama kali dia kehujanan. Dengan terpaksa Ara
menutup zip mobil. Tae Pyung langsung membuka jaketnya dan memayungkannya di
kepala Ara. Dan mereka berlari di bawah hujan, Ara hanya tersenyum sambil melihat wajah Tae Pyung.
Saat sampi di rumah Tae Pyung mereka masuk dan melihat atap
rumah Tae Pyung bocor. Ara yang melihat bertanya apa rumah Tae Pyung kolam berenang. Sedangkan
Tae Pyung sibuk menadahi air yang masuk. Tae Pyung menyuruh Ara melakukannya
dan ia pergi untuk membenarkan atap yang bocor.
Ara mendengar suara dan keluar membawa payung. Saat dia
membuka payung dan memakainya dia merasa ada air yang jatuh di kepalanya dan
ternyata payung itu robek. Ara berjalan dan melihat Tae Pyung sedang
memperbaiki atap rumahnya.
“kenapa kau harus memperbaikinya ketika hujan?” tanya ara.
“Perlu hujan sehingga aku bisa mengetahui dimana untuk
memperbaikinya, ketika aku memperbaiki satu, akan ada satu lubang baru dan
kemudian satu lagi muncul” ucap Tae Pyung.
“hanya membeli sebuah rumah baru. Mengapa kau hidup sepeti
ini” ucap Ara
“ini hampir selesai. Beri aku itu.” Ucap Tae Pyung.
“apa?” tanya Ara
“berikan aku yang biru” ucap Tae Pyung.
Ara pun mengambilkan terpal yang di maksud ia melepas
payungnya karena terpal itu sangat berat. Saat Tae Pyung ingin mengambil terpal
itu dia terpeleset dan jatuh bersama Ara. Mereka saling memandang wajah satu
sama lain. hal itu membuat jantung Ara berdetak dengan cepat dan membuat Ara tiba-tiba pingsan.
Di dalam Ara sedang tertidur dan Tae Hyun sedang
mengeringkan pakaian Ara. Ara bingung kenapa pakaiannya berubah.
“anak itu dia mengganti pakaian ini.” ucap Ara. Dan Tae Hyun
tertawa kecil melihatnya.
“unnie terjaga? unnie selalu tidur setiap kali unnie datang”
ucap Tae hyun
“kau siapa?”tanya Ara
“aku Tae Hyun, adiknya Tae Pyung oppa”jawab Tae Hyun.
“aku Jo Ara” kata Ara
“ya, aku mendengar banyak tentang unnie” jawab Tae Hyun.
Setelah lama berbicara Ara menanyakan dimana Tae Pyung dan
Tae Hyun menjelaskan semua jadwal Tae Pyung. Kemudian Ara menanyakan pakaiannya. Dan sedikit
marah karena dia mulihat pakaianya di dalam kantong plastik. Tae Hyun
menjelaskan dan memberi tau kalau dia hanya mengeringkannya karena mreka tidak
mempunyai mesin cuci. Lalu Ara menelpon drivernya.
Di truk makananya Tae Pyung sedang memasak makanan. Tiba-tiba,
Ara datang dan berdehem beberapa kali namun Tae pyung baru menoleh saat Ara
berdehem dengan kuat. Tae Pyung melihat Ara dari atas sampai bawah.
“apakah kau ingin pergi ke suatu tempat? Peragaan busana?”
tanya Tae Pyung.
“ aku hanya lewat” jawab Ara sambil tersenyum.
“kemudian pergilah” jawab Tae Pyung dingin.
“apa yang kau lakukan? Apa kau menjual banyak?” tanya Ara
“sedikit” jawab Tae pyung.
“berikan aku satu, aku ingin mencicipinya” kata Ara
“uang tunai atau kartu?” tanya Tae Pyung
“Kes!!”jawab Ara.
“baik” jawab Tae Pyung dan langusng memberikan makan
ddeokbokki itu pada Ara.
“Wow~ daebak! Ini sangat lezat, mari kita membuat toko rantai.”
Ucap Ara setelah memakan ddeokbokki.
“kau berlebihan” jawab Tae Pyung sambil tersenyum.
“dia tidak berlebihan, ddeolbokki di sini benar-benar lezat
ini adalah yang terbaik yang pernah aku makan.” ucap pelayan toko kopi teman
kerja Tae Pyung yang tiba- tiba muncul. Dan meminta ddeokbokki satu porsi. Lalu
meminta Ara memberikannya satu perkedel ikan. Ara hanya menurut.
“kencan buta?” tanya pria itu.
“tidak, kau tidak bisa” jawab Tae Pyung
“mengatur kami berkencan hanya sekali” kata pria itu namun
Tae Pyung bilang tidak bisa.
Ara yang merasa tidak di hargai keberadaannya mulai membuka
mulut, namun tidak ada yang menghiraukan. Di saat itu datang tiga orang anak dan memesan 2 porsi
ddeokbokki dan sosis darah. Tae Pyung meminta Ara untuk membantunya. Awalnya Ara
bingung tapi ia hanya menurutinya.
“ Ara-yah itu semua hancur sekarang, apa ini pertama kali
kau mengiris sosis darah? “tanya Tae Pyung.
“iya, ini adalah pertama kalinya” jawab Ara
“pegang seperti ini dan iris, kau berbuat baik sekarang,
lakukan saja seperti itu” jawab Tae Pyung. Ara tersenyum dan juga pria tadi.
Setelah selesai , tiga anak perempuan tadi bertanya berapa,
dan mereka agak berdebat karena tidakn orang anak itu tidak mengakui kalau
mereka sudah makan 5 tusuk.
Selesai berdagang Tae Pyung dan Ara membereskan truk makanan
dan menutupnya. Kemudian Tae Pyung memberikan upah pada Ara namun Ara agak
bingung karena itu adalah uang pertama yang ia dapat dari tangannya sendiri. Kemudian
Ara mengajak Tae Pyung makan dengan uang itu. awalnya Tae Pyung tidak mau tapi
karena Ara memaksanya jadi ia bersedia. Mereka tidak tau kalau Nam Soo melihat
mereka, dan Nam Soo tidak habis pikir dengan kelakuan Ara.
Posting Komentar